Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
Featured Sale

Sekilas Kaum Gypsy

Apa yang selalu terbiasa untuk diceritakan menyangkut suku bangsa Gypsy ? nomaden-kah? atau sebuah suku bangsa yang tidak jelas dimana batas-batas wilayah yang mereka jadikan tempat tinggal? Bangsa atau kaum Gipsy yang lebih populer disebut dengan orang Romani -  atau orang Gypsy sendiri menyebut mereka dengan kata Rom, yang artinya laki-laki atau suami – punya catatan sejarah yang panjang dalam hal kehidupan nomaden. Diyakini bahwa kaum bangsa ini berasal dari India, dan dari sana awalnya  menyeberang ke daratan Persia dalam masa abad ke-11, dan kemudian hingga abad ke-15 mereka sudah banyak tersebar di berbagai belahan negara Eropa.  Sampai dengan abad 20 suku bangsa ini sudah terlihat di bagian Amerika-utara dan Amerika-selatan,  bahkan sampai jauh ke negeri asal kangguru - Australia.  Pada masa-masa tersebut  istilah orang Gypsy sering diidentikkan dengan komunitas orang-orang yang eksentrik & eksklusif dengan visi kehidupan ‘tanpa masa depan’ seperti layaknya tradisi kaum pengembara. Kaum ini juga diyakini punya cita rasa seni yang tinggi, sebagaimana kontribusi mereka dalam melahirkan kesenian Flamenco di era Andalusia sekitar abad -14, sebuah karya seni  yang menggabungkan vocal, tarian, gitar( musik) dalam satu pertunjukan, dan dalam kurun waktu berikutnya, gitar flamenco tercatat menjadi bagian dalam sejarah perkembangan musik gitar-klasik.

Namun memang terkadang hidup tidak seperti apa yang dibayangkan. Kenyataan berkata lain?  dalam catatan abad 19 - sejarah panjang migrasi suku bangsa ini kebanyak tempat dibelahan dunia khususnya wilayah eropa-  ternyata tidak mampu jua membuat nasib mereka untuk tidak terjebak kedalam perangkap kemiskinan. ‘Kemiskinan’ yang cenderung akrab dengan dunia kriminalitas, acap kali menjadi persoalan besar bagi suatu wilayah (negara) yang mereka tumpangi atau tinggal menetap. Kondisi seperti itu memperkuat sebuah stigma klasik kaum gypsy : pencuri, pengemis, pemalas dan pengangguran. Dan pada akhirnya kaum gypsy adalah kaum yang terpinggirkan.

Lepas dari persoalan diatas, juga seperti apa kondisi suku bangsa gypsy masa kini,  buat saya pribadi gypsy adalah seperti sebuah lagu yang selalu membuat rasa tertarik untuk mendengarnya. Seperti yang umum diketahui,  tradisi-gypsy dan kisah hidup perjalanan masa lalu mereka banyak dipakai oleh para seniman untuk melahirkan karya seni. Layaknya sebuah fenomena atau trend,  gypsy muncul dalam film-film, novel, musik, tarian, lukisan, photography hingga dunia fashion. Saya sendiri mengenal istilah gypsy pertama kali  saat di bangku SMP, lewat buku novel cerita remaja karangan Enid Blyton, seperti: Lima Sekawan, Sapta Siaga, Komplotan dan sejenisnya. Lewat novel-novel tersebut Enid Blyton sedikit banyak menggambarkan petualangan orang-orang gypsy kepada para pembacanya. 

Jika kita tengok pada dunia lukisan ataupun photography umpamanya, image gypsy yang digambarkan adalah gaya hidup yang penuh warna; kehidupan yang dihabiskan dengan vardos (wagon atau caravan) yang dicat dengan warna-warni cerah, memasak di atas api unggun, cara pakaian yang modis,  penggunaan ornament-ornament decorative hingga tema-tema dunia sirkus terutama menonjolkan sosok peramal gypsy beserta bola kristalnya.  Hal tersebut seperti menyodorkan sebuah sisi-lain  tentang kaum gypsy, yang bukan ‘terpinggirkan’ namun sebuah citra orang-orang yang sangat artistik dan penuh misteri. Dan ini pula yang 'mungkin' mendasari  Van Gogh - sebelum menjadi orang terkenal -  lewat lukisannya ‘Encampment of Gypsies with Caravans’ di tahun 1888. 

Les roulottes, campement de Bohémiens aux environs d'Arles, 1888 (16844566640)

Gypsy itu sendiri menjadi sebuah ‘nama’ yang laris diminati oleh kalangan artis dan dunia musik. Jika anda masih ingat, salah satunya adalah Jimi Hendrix yang menggunakan nama Band of Gypsys untuk live album-nya tahun 1970. Lalu ada Band Rock Heart yang menerbitkan album Little Queen di tahun 1977, sebuah album dengan cover Wilson’s berdandan gypsy dengan latar belakang sebuah pemandangan caravan.  Selain itu,  kata gypsy juga banyak digunakan sebagai judul sebuah lagu  :
Gypsy Woman -The Impressions (1961) / Gypsy Eyes - Jimi Hendrix (1968) /  Gypsy - Uriah Heep (1970) /  Gypsys, Tramps & Thieves - Chér (1971) /  A Young Gypsy - Joan Baez (1973) / Gypsy - Fleetwood Mac (1982) /  Gypsy Wind - Dan Fogelberg - (1979) / Gypsy Soul -  Asia  (1987) / Gypsy - Suzanne Vega (1987) / Gypsy Road  - Cinderella (1988) / Gypsy Woman (She's Homeless) - Crystal Waters - 1991 / Gypsy - Lady Gaga (2013) / Hey Gypsy - Bob Seger (2014)  dan besar kemungkinan masih banyak lagi yang lainnya. Diluar itu terdapat musisi yang memang berdarah gypsy, seperti The Gipsy Kings dan Jean "Django" Reinhardt yang mengakarkan permainan gitar kedalam istilah gypsy-jazz. Ataupun gypsy adalah sebuah pengaruh? seperti pada lagu-lagu milik Gábor István Szabó gitaris asal hungaria.

Mengapa  gypsy menjadi inspirasi bagi banyak seniman? apakah hanya sebatas gaya hidup saja? pernak-pernik dengan segala atribut atau simbolnya yang memikat? atau lebih dari sekedar itu? sesuatu yang  berhubungan erat dengan cara pandang orang-orang gypsy yang mungkin secara  filosofis menyentuh perasaan para seniman... "bahwasanya tidak semua orang dapat menikmati kebebasan!" saya pikir,  hanya merekalah yang tahu... salam gypsy!

©artikel-oleh bona/2017/image-artikel : bona / image-lukisan : via wikimedia-commons
*) referensi : wikipedia / majalah tempo / yamaha classic guitar

Post a Comment for "Sekilas Kaum Gypsy"

Try Apple News
Product Cover look inside Easy Jazz Classics - Piano Easy Jazz Ensemble Series. Collection, Jazz. Part book. 56 pages. Published by Hal Leonard (HL.8050049).