Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
Featured Sale

Daftar Lagu-Lagu Rock-Ballads Indonesia era tahun 80–an & tahun 90-an

Nuansa lagu-lagu rock tanah air berbeda sekali di era tahun 80-an dengan era tahun 90-an. Di era 80-an  lagu-lagu  rock  tanah air  yang pernah saya dengar kebanyakan datang  dari para musisi atau band-rock seperti Ahmad Albar (God  Bless), SAS, Deddy Stanzah, Gito Rollies (The Rollies) , Ikang Fauzi,  termasuk para rocker wanita seperti Titik Hamzah, Silvia Sarjte, dan Renny Jayusman.

Lagu-lagu rock seperti apa sesunguhnya yang ditampilkan di era 80-an?

Buat saya bukanlah perkara mudah untuk menjawabnya, sebab terkadang para musisi rock tanah air bisa tampil dengan style musik yang susah diprediksi. Beberapa lagu dulunya ditelinga saya terdengar serasa ngepop dan membuat saya kurang bersemangat, misalnya lagu  ‘1,2,3 ’  -(Ahmad Albar & Farid Hardja – 1984), ‘Sop Dihidangkan’ ( Gito Rollies & Farid Hardja – 1986),  Randy & Cindy (Ikang Fawzi -1986) atau juga lagu ‘Tomboy’ yang dinyanyikan  rocker Deddy Stanzah dipertengahan 80-an. Namun beberapa ‘lagu yang lain’  justru  saya anggap lebih berkarakter rock, seperti  ‘Resesi ’  - lagu milik  penyanyi pop-progressive Chrisye tahun 1983-   yang album-musiknya ditukangi oleh ‘anggota God Bless’  Ian Antono dan Jockie Soerjoprajogo, atau beberapa lagu pop-rock-progressive dari band Symphony sekitar era tahun 1982-1983. Malahan ada yang saya anggap lebih  apik  jika diluar 'pakemnya', seperti 'Cinta Membara-1986' yang dinyanyikan Euis Darliah, sebuah lagu pop-kreatif yang dibungkus dengan irama synth-pop. Meskipun saya berpendapat begitu, dari pengalaman yang saya rasakan dulu, ‘band-band rock yang lahir di era tahun 70-an’ adalah nama-nama yang paling sering saya dengar jika menyinggung wilayah musik rock tanah air, tapi jika bicara tentang lagu-lagu rock yang populer di era 80-an, mungkin saja  banyak  orang  berpandangan bahwa image rock tanah air  terasa lebih mengena kepada model lagu-lagu semacam Permata Hitam (Ikang Fawzi -1985 ), Jarum Neraka (Nicky Astria-1984) ataupun Potret-nya Renny Jayusman dari tahun 1987 ketimbang lagu-lagu seperti  misalnya Musisi - God Bless-1980,  Rudal – SAS-1986 atau yang berkarakter blues - ‘Dosa Manusia-1986’ - milik Sylvia Saartje.

Ikang Fawzi©koleksi kaset pribadi/bona 

Di masa-masa tersebut, ‘suasana rock’  juga diramaikan dengan munculnya band-band lokal  yang dikenal (diatas pangung)  khusus membawakan  lagu-lagu karya orang lain. Dan lagu-lagu yang dibawakan kebanyakan dari  band-band  barat ternama seperti  Led Zeppelin, The Beatles, Rolling Stones atau band-band progressive-rock seperti Rush, Yes atau Genesis. Pemandangan yang aneh buat saya, mengingat  apa yang selalu digemborkan media-musik dimasa itu  tentang epic-nya perjalanan (sejarah) musik rock Indonesia sejak era rock & roll-nya The Tielman Brothers, psychedelic-rock Koes Plus, rock-fusion The Rollies hingga kemunculan rock -progressive  ala Giant Step dan God  Bless. Dan apakah para ‘band-band lokal’ tersebut dulunya pernah punya album rekaman? Saya tidak tahu pastinya, namun satu yang  masih saya ingat adalah Freddy Tamaela, vocalis Cockpit – band impersonator Genesis-  pernah menerbitkan beberapa album solo sekitar pertengahan 80-an yang salah satunya menghasilkan slow-hits ‘Haruskah Aku Berlari’.

Menuju akhir tahun 80-an, saya perhatikan nuansa lagu-lagu rock  di tanah air cepat sekali mengalami perubahan. Nicky Astria yang datang dipertengahan tahun mendongkrak popularitas rock tanah air. Rock bukan lagi sekedar jeritan ‘jarum neraka’, namun juga menampilkan sisi yang romantis. Lagu-lagu  slow-rock semacam ‘Misteri Cinta’ atau ‘Biar Semua Hilang’  langsung bisa diterima oleh para penggemar musik tanah air, dan bagaikan sebuah estafet, dari  ‘Nicky’  kemudian muncul para rocker muda wanita yang satu persatu popularitasnya cepat sekali menanjak  keatas, seperti Anggun C Sasmi,  Mel Shandy dan Nike Ardilla. Bukan cuma sekedar rocker-wanita, album Semut Hitam-1988 & Raksasa-1989 menjadikan ketenaran musik  rock & God  Bless melebihi era ‘progressive’ sebelumnya. Saya masih ingat, obrolan remaja SMA yang saya alami saat itu mulai heboh dengan  soal-soal  ‘gitaris rock’ terutama sekali  pasca bergabungnya Eet Sjahranie dengan God  Bless yang waktu itu permainan gitar-nya selalu  ‘disinggungkan’ dengan Eddie Van Halen.

Dan semakin masif, saat band-band rock yang digusung oleh  festival-rock Log Zhelebour;  sebuah ajang festival musik rock  yang dirintis sejak  pertengahan 80-an – yang dulu beritanya cuma selintas saja saya baca dimajalah Hai dan Gadis -  tiba-tiba muncul dalam sebuah kaset kompilasi sekitar tahun 1989. Log Zhelebour seperti memindahkan trend hard-rock (Heavy/glam metal) barat ke-tanah air dan itu terus berlanjut sampai era tahun 90-an. Sangat fantastis... band-band seperti Power Metal, Roxx, Kaisar, Grass Rock, Rudal, Elpamas, Andromedha dan jebolan festival lainnya mulai menghadirkan salam ‘tiga jari ‘ dikhazanah musik Indonesia. Tidak  butuh waktu yang lama, popularitas lagu-lagu rock di tanah air meroket tajam. Satu persatu band-band hard-rock tanah air bermunculan, entah itu  jebolan ‘festival’ ataupun entah datang dari mana... dan hardrock  juga tampil seperti yang disajikan Gong 2000, Kantata Takwa, Edane, Bomerang, Whizzkid, Andy Liany, U’Camp,  Slank, Jamrud dan seabrek band tanah air lainnya.

Dan jangan salah, popularitas  lagu rock  ditanah air bukan sebatas mereka saja,  band-band rock malaysia yang masuk di akhir 80-an semakin familiar, bahkan kemudian negeri ini seperti kebanjiran  lagu-lagu model  ‘slow-rock ala negeri jiran’ yang terus meresap ke-hati para pendengarnya. Sedangkan Dedy Dores, mantan  God Bless  & band rock Superkid era 70-an, melanjutkan trend  ‘Bintang Kehidupan’;  mengorbitkan para rocker-muda-wanita, menghadirkan ‘pasar rock’, dimana karakter lagu-lagu  yang disajikan (menurut saya) nyaris seragam satu dengan yang lainnya.

Dari pertengahan hingga akhir tahun 90-an, trend hard-rock tanah air serasa  mengendur, tidak lagi sekencang awal tahun 90-an. MTV datang, mempercepat lahirnya generasi alternative-rock. Lambat - namun pasti, panggung musik rock Indonesia mulai menyuguhkan atmosfir yang berbeda, dan itu datang dari band-band rock seperti  Pass Band, Gigi, / Rif, Plastik, Nugie, The Fly, Tipe-X, Dewa 19, Netral, Dr PM, Padi dan sebagainya. Dan rock-pun juga ternyata telah hadir di wilayah yang selalu dianggap  anti- mainstream;  jalur indie dan komunitas Underground, seperti yang pernah dilakukan Pure Saturday dan Koil dimasa-masa tersebut.

Berikut dibawah ini adalah daftar lagu-lagu rock- Indonesia pilihan yang saya interpretasikan kedalam  Rock Ballads  atau slow-rock. Dan daftar bukanlah yang sempurna, melainkan lagu-lagu kesukaan (nostalgia) pribadi, yang kebanyakan datang dari band-band / penyanyi berlatar aliran pop-rock, (hard) rock, rock-metal sepanjang era tahun 80-an dan 90-an.

"Salam Musik Rock Tanah Air..."

Balada Sejuta Wajah -  God Bless  - 1980
Cermin - 1980
Siksa -Titik Hamzah-1982
Syair Kehidupan - Ahmad Albar - 1984
Haruskah Aku Berlari - Freddy Tamaela – 1984
Misteri Cinta -  Nicky Astria – 1985
Sansekerta –SAS -1984
Menanti Suatu  Saat - Ikang Fawzi  - 1985
Dosa Manusia - Sylvia Saartje – 1986
Maafkanlah – The Rollies - 1986
Biar Semua Hilang - Nicky Astria – 1986
Kau - Sylvia Saartje – 1986
Burung Kecil - Gito Rollies - 1987
Listen on Apple Music
Dalam Kegelapan - Harry Mukti – 1987
Manusia & Kehidupan - Renny Jayusman - 1988
Misteri  - God Bless – 1989
Antara Aku Kau Dan Bekas Pacarmu - Iwan Fals  ( arr : Ian Antono ) - 1989
Bianglala - Mel Shandy - 1989
Angan Angan - Elpamas - 1989
Dirimu - Gank Pegangsaan  - 1990
Tragedi Cinta – Ita Purnama Sari – 1990
Bintang Kehidupan - Nike Ardilla - 1990
Maafkan - Slank - 1990
Kesaksian - Kantata Takwa – 1990
Dia - Elpamas - 1991
Siapa Aku - Deddy Stanzah - 1991
Cermin Kehidupan – Andromedha - 1991
Cinta Kita - Inka Christie feat: Amy Search  - 1991
Terlalu Manis – Slank - 1991
Hilang - Jet Liar - 1991
Listen on Apple Music
Bayangan Diri Mu - Power Metal – 1991
Bersamamu – Grass Rock - 1992
Masihkah Ada Senyum – Edane -1992
Bayangan - U'Camp – 1992
Apa Salahku - Mel & Metal Boyz - 1992
Antara Kita - Andy Liany - 1992
Biarkanlah  - Anang  - 1992
Surat Undangan - Poppy Mercury - 1992
Kangen - Dewa 19 - 1992
Ada Tiada – Roxx  - 1992
Listen on Apple Music
Sanggupkah Aku - Andy Liany -1993
Bukan sandiwara - Jet liar  - 1993
Biru - Kidnap Katrina  - 1993
Sudahlah Aku Pergi - Ahmad Albar - 1993
Kembalilah Kasih (Kita Harus Bicara)  - Anggun C Sasmi -1993
Satu Kata – Adegan - 1993
Menanti Kejujuran - Gong 2000 - 1993
Kepadamu – SAS - 1993
Kisah – Boomerang - 1994
Ingin - Garux  - 1994
Datang Padaku - Grass Rock - 1994
Katakan – Voodoo-1994
Untukmu Sahabat - Lochness - 1994
Lepaskanlah - Whizzkid - 1994
Takkan Kembali - Sket  -1994
Tanpamu - Ikang Fawzi - 1994
Mata Hati - Kaisar  -1994
Harus Mau  - Imanez -1994
Rasa Cinta Padamu – Jamrud  - 1995
Impian - Power Slaves - 1995
Selamat Malam - Power Metal -1995
Isi Hati - Hengky Supit -1995
Satu Rasa - Sahara  -1995
Salam Untuk Dia – Voodoo - 1995
Kehadiranmu  - Boomerang -1996
Bayangan  - Flowers -1996
Hari Kiamat (Black brothres cover) - Deddy Dores - 19??
Air Mata Hewan - Roxx - 1996
Burung Gereja – Nugie - 1996
Listen on Apple Music
Nurani  - God Bless  -1997
Hanya Dirimu - Golden Boys -1997
Maaf -  Jamrud 1997
Kasih Jangan Kau Pergi – Bunga -1997
Malam Ini  - Power Slaves -1998
Adakah Hasratmu  - Grass Rock - 1999

©article : bona/2018/image-artikel:bona 
Try Apple News
Product Cover look inside Easy Jazz Classics - Piano Easy Jazz Ensemble Series. Collection, Jazz. Part book. 56 pages. Published by Hal Leonard (HL.8050049).