Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
Featured Sale

List Lagu Indie-Indonesia Keren Tahun 2000-an

Mungkin sekitar  tahun 2000-an, saya menyaksikan Video clip The Adams yang berjudul  waiting  tayang pada spot musik indie-tanah air TVRI, dan untuk pertama kalinya saya berkenalan dengan band indie Indonesia. Sebelumnya  istilah Indie belum pernah saya dengar disepanjang era tahun 80-an, dan baru kemudian dipertengahan tahun 90-an, indie ramai dibincangkan mengacu pada trend lagu-lagu barat alternative yang populer dimasa itu.  Kapan tepatnya istilah indie mulai populer di negeri ini? Dari informasi internet khususnya media-media musik dan bloger - bloger Indonesia, disebutkan bahwa populernya  indie-tanah air sekitar era tahun 90 lewat tangan ‘underground’, sedangkan ‘spiritnya’  mungkin telah lama mengakar sejak tahun 70-an sejalan dengan perkembangan musik-rock Indonesia.

Apa yang menyebabkan band-band/musisi tanah air memilih jalur indie? Apakah mereka tidak ingin diatur oleh industri-musik? Atau masalah biaya produksi? Atau benar-benar sesuai dengan istilah indie itu sendiri yang bebas - mandiri (independen); ada idealisme didalamnya? Jika memang alasan semangat Independen & idealisme maka dapat kita tafsirkan band-band indie bakalan tidak peduli apakah lagunya laris atau tidak, sebab  lagu-lagu mereka akan cenderung menjauh dari selera pasar. Tapi apakah  yang ‘’jauh dari selera pasar” bisa dikatakan lebih “musik” dari yang major-label?  Saya pikir tidak sesederhana itu. Setiap  orang mempunyai jawaban yang subjektif,  pengalaman estetik tiap orang dalam menikmati musik-pun tidaklah sama. Musik yang dinikmati bisa saja sudah jadi main stream ditingkat global, namun masih dianggap anti- mainstream di level lokal karena minimnya apresiasi terhadap musik.


Hingga sekarang ini di era 2010-an  band-band indie di tanah air banyak bermunculan, serasa angin segar dalam perkembangan musik Indonesia. Internet membawa perubahan, “jarak” antara lagu yang berlabel dan non-label semakin terkikis, dan berkat jejaring sosial seperti YouTube, SoundCloud dan sejenisnya lagu-lagu indie bukan lagi sesuatu yang langka untuk dikenali. Dan saya mengamati  lagu-lagu band-band indie tanah air saat ini sangat variatif dan penuh pilihan selera.  Ada lagu  yang menurut interpretasi saya mirip-mirip gaya rock & roll-nya Rolling Stone atau rock-nya Black Sabbath dari dekade 70-an, ada yang menggusung hardcore,  electro-pop, progressive-rock  dan synth-pop new-wave era 80-an, ada pula yang folk-keroncong-tanah air, hingga lagu-lagu yang menghadirkan atmosfir masa-lalu dalam kemasan jazz yang retro sound. Dan itu membuat saya “merinding”; seakan selera pasar lokal mengalami pergeseran.  Benarkah seperti itu? atau... masih saja “mendayu-dayu” seperti apa yang pernah dilantunkan oleh Efek Rumah Kaca. Salam musik indie Indonesia !

1. Kamar Gelap – Efek Rumah Kaca
Lagu alternatif ini sangat ‘gloomy’ buat saya, lirik lagunya absurd, konon katanya tentang ‘fotografi’, yang mungkin saja bagi sebagian orang diinterpretasikan kedalam sesuatu yang lain; kematian misalnya. Dan jika ingat band ini, saya selalu teringat saat  ‘komunitas’ jadi sebuah trend dikalangan pemakai facebook sekitar akhir tahun 2000-an, sebab hampir semua komunitas pecinta Radiohead-Lokal menjagokan ERK sebagai band pembuka jika seandainya Radiohead manggung di Indonesia.

2. 24:00 Lewat (Lagu Luna) - The Brandals
“Rock n’ roll di Indonesia tak pernah mati !” mungkin itulah kata yang tepat untuk menggambarkan lagu ini. Mungkin anda belum lupa disekitar  era pertengahan tahun 2000-an, panggung rock populer mancanegara dipanaskan dengan kehadiran band-band  ‘punk/garage revival’ seperti The Stroke, The Hive, WhiteStripe dan sejenisnya. Namun untuk versi tanah air,  salah satu panggung itu saya anggap milik The Brandals. Jika anda tahu, nama-nama seperti: (**) The Who, The Rolling Stones, Jimi Hendrix, The Kinks, Sex Pistols serta The Clash adalah  band-band yang menjadi referensi musik band asal Jakarta ini.

3. Konservatif  - The Adams 
Jika saja dulu tidak mendengar lirik-vocalnya, saya sudah beanggapan ini adalah power-pop-nya Gin Blossoms era 90-an. Tapi tidak berlebihan, buat saya lagu ini terasa pas dan nikmat dengan terutama sentuhan gitar yang grunge. Konservatif  adalah lagu yang juga jadi soundtrack film Janji Joni ditahun 2005

4. Nyala - Pure Saturday 
Saya berpikir dulu ini pop-progressive,  beberapa nada terkesan seperti itu ditelinga saya. Tapi memang secara keseluruhan lagu-lagu  yang ada pada album Time for a Change, Time to Move On – 2007 terasa alternative-rock, sesekali terdenger seperti power-pop dan juga sentuhan yang mirip the Cure. Dari catatan perjalanan mereka yang pernah saya baca disebutkan mereka banyak mendapat pengaruh dari band-band seperti : (*) Ride, My Bloody Valentine, Wonder Stuff termasuk juga the Cure....wow!!

5. Ambang – Sore
Lagu indie-rock-pop ini saya kenal lewat TVRI. Lagu ini berkesan murung dan dengan sentuhan apik (yang mungkin) piano mood hati terbang kemana-mana, seperti saat menangkap moment senja di pantai senggigi. Tapi yang dulu sedikit sulit ditangkap adalah lirik-nya saat reff. lagu. Jika saja tanpa bantuan internet mungkin sampai sekarang saya tidak pernah tahu apa yang dikatakan vocalisnya.

6. Insomnia – Efek Rumah Kaca

7. Satellite – Bangku Taman
Lagu ini durasinya cukup lumayan panjang. Lagunya cool ‘pindah-pindah’, aromanya psychadelic ( juga alternative), nyanyiannya serasa rock-tanah-air era Koes-Plus, tapi menuju sesi terakhir mereka seperti menghadirkan ‘hujan’-nya The Beatles.

8. Wanderlust - Santamonica 
Ini lumayan keren dan 'langka', latarnya bikin saya ingat ‘Matt Bianco’. Dan masih menunggu, apakah electro-popnya masih terus akan bereksperiment atau beralih pada genre yang lain.

9. Senandung Maaf - White Shoes & The Couples Company
Senandung maaf adalah sebuah nostalgia yang serasa jam session. White Shoes & The Couples Company pastinya menenggelamkan saya pada masa lalu terutama era karya lagu-lagu  Guruh Sukarno Putra dan  ‘cengkok lagu model guruh’ terakhir yang saya dengar, ada pada lagu Lenggang Puspita (Ahmad Albar) tahun 1986, setelah itu saya sama sekali tak pernah mendengarnya? hingga White Shoes & The Couples Company hadir sebagai band indie tanah air. Band ini membawa perbedaan, mereka tampil dalam kemasan apik-jazz.

10. Terekam (Tak Pernah Mati)  - The Upstairs 
Ada lagu Indonesia  yang saya kenal sebelumnya berkarakter new-wave : Perang Bintang, lagu milik Punk Modern Band di tahun 1987 dan Selekta Pop tembang milik  Clubeighties di awal tahun 2000-an. Dan saya menyukai terekam, selain musiknya yang synth-pop, terutama gaya vocalnya konservatif seperti ‘post-punk’.

(*) berdasarkan wikipedia
(**) berdasarkan http://infomusic94.blogspot.com
©article : bona2018/image-artikel:bona 
Try Apple News
Product Cover look inside Easy Jazz Classics - Piano Easy Jazz Ensemble Series. Collection, Jazz. Part book. 56 pages. Published by Hal Leonard (HL.8050049).