Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
Featured Sale

Cover Version atau Plesetan ?


Apa yang terjadi dengan mood anda saat mendengar lagu barat populer dicover oleh artis – penyanyi lokal dengan mengganti syair-nya kedalam bahasa indonesia?

Masih ingatkah anda aksi Kasino Warkop dalam film komedi Indonesia ‘itu Bisa Diatur’  era tahun 80-an?

aksi kocak Kasino diatas panggung menyanyikan secara medley lagu Susanna Art Company & Beat It Michael Jackson. Saya bukanlah orang yang ngefans dengan Michael, tapi Ingin rasanya menampar Kasino.  Dulu setelah menonton filmnya saya sempat jengkel dan keberatan mendengar lirik lagu  Beat it dari Michael Jackson yang mendapatkan Grammy Awards 1984  berubah jadi   ‘perut rasanya mules – bikin badan kite pade jadi lemes – mendingan cepetan ke WC dari pada cepirit – celanenya lengket – cepirit – pirit...”. Coba anda sejenak  renungkan  kata  ‘cepirit’?,  Setelah itu apa?  jujur.. saya tidak bisa lagi menahan tawa dan terus-terusan tertawa, edan...

Tidak kalah kocak dengan ‘Kasino’, adalah grup lawak ternama D'Bodor. Lagu cadas Don’t Let Me Down dari The Beatles mereka nyanyikan ke dalam irama pop jaipongan dengan vocal yang khas candaan Sunda.  Versi D'Bodor ini sempat saya saksikan di TVRI dan tentu saja saya ngakak sampai perut melilit ,  dan  saya tak pernah menyangka, selera saya mendengarkan Down Let Me Down versi aslinya tiba-tiba jadi  ‘down’, bahkan untuk sekedar bersenandung saja saya malas, bayangan kata-kata seperti  ‘akang’, ‘ceuceu’...  sudah terlanjur merecoki alam pikiran saya.

Di tahun 80-an tidak semua ‘cover’ yang saya dengar berasal dari artis pelawak, ada dari kalangan penyanyi sesungguhnya , toh itu pun masih bisa membuat saya tertawa , saat tahu makna atau arti syair lagu yang dibawakan  tidak lagi sama dengan versi aslinya yang berbahasa inggris bahkan sampai jauh melenceng.

Anda masih kenal dengan lagu  ‘Rivers of Babylon’  yang booming setelah dinyanyikan oleh Boney M?. Versi awal lagu tersebut adalah milik band reggae  asal Jamaika -The Melodians di awal tahun 70-an,  lagu ini dipakai sebagai lagu religius bagi sebuah sekte ke-agamaan di Jamaika.  Lirik dari lagu ini  mengadopsi  ayat- ayat  Mazmur dari kitab perjanjian lama, sebuah kisah semasa pembuangan orang-orang Israel ke Babel. Sedangkan versi dari lirik Indonesia tidak kalah seru... bercerita tentang kisah cinta kilat dengan pria eropa saat jalan-jalan di tepian sungai Babylon namun sayangnya sekilat itu juga berakhir, setelah sempat bermesra-mesraan.

Atau anda pernah dengar lagu ‘Bandit’ yang dinyanyikan artis cilik ternama 70-an Adi Bing Slamet ?  Saya ingat syair lagunya pernah dimuat oleh Majalah MG yang lengkap dengan chord gitar. Jika saya bandingkan, musik ‘bandit’ tidak-lah kalah ngebeat dengan ‘Jacko’ dan vocal Adipun menurut saya sangat enak didengar dan apik. Tapi entah kenapa saya tidak bisa berhenti memikirkan lirik versi-nya, masa sih  ‘Jacko’  sampai segitu dalamnya, ngajakin para Bandit ibu kota insyaf ke jalan yang benar?

Masih ingat sekitar pertengahan 90-an sampai awal tahun 2000-an? Saat kegiatan mendengarkan musik dimanjakan oleh kehadiran tehnologi keping VCD? Lagu barat populer  yang dirubah ke versi Indonesia malah kian mendapatkan tempat dihati banyak orang bahkan heboh seperti wabah. Saya yakin anda belum lupa, saat ’zombie’ datang ke wilayah dangdut remix dan disambut oleh penyanyi asal Bandung Eet Sangara dengan ’ole..ole..ole...ole... katanya katanya katanya katanya cinta cinta berbahaya.. sorry sorry aku aku bukan bola...’.  amazing...?  Waktu itu ingin rasanya mengucap kan salam ‘mengheningkan cipta‘ kepada para penggemar berat alternative-rock, ternyata nasib  ‘Zombie The Cranberries’ cuma segitu doang... dan apesnya ‘Zombie’ tidak lebih baik dari ‘Hotel California-nya Eagles’ yang dijadikan tempat curhat-curhatan  pacar oleh Puput Melati. Tidak mau ketinggalan dengan ‘zombie’,  kemudian banyak  bermunculan lagu-lagu ‘plesetan’, tema cover  yang diminati generasi medsos sekarang ini. Para penyanyinya tidak harus dari kalangan artis atau band yang telah punya nama, tapi bisa datang dari orang-orang berbakat yang jiwa seninya mungkin selama ini terpendam entah dimana.

Jika diperhatikan, ‘cover’  tidak melulu bahasa indonesia, ada juga yang digubah ke dalam bahasa daerah.  ‘Bahasa daerah’ diyakini punya efek ‘ magis’ buat para  pendengarnya diperantauan. nyanyian bisa terasa tiga kali lebih nikmat ketimbang versi aslinya,  juga  menumbuhkan rasa cinta kampung halaman... Dan  membuat penyanyinya makin jadi ketagihan ingin terus mengcover lagu orang lain.

Dan ‘cover’  tidak hanya  dinyanyikan untuk tujuan komersil saja, juga dapat dinyanyikan oleh berbagai  kalangan atau komunitas dengan mengganti lirik sesuai dengan event –event tertentu. Ini  yang terjadi pada nasib lirik lagu ‘Maywood’  yang harus berurusan dengan acara perkawinan.

Di era youtube, akses mendengarkan musik bukan lagi sebuah persoalan besar seperti era masa lampau, dan yang  menyenangkan buat saya adalah kemudahan dalam memberikan  apresiasi terhadap sebuah karya musik secara langsung  , seperti  ‘comment’,  ‘jempol’ , ‘followers’ dan sebagainya... sayangnya masih saja terdapat  ‘klip lagu cover barat versi bahasa Indonesia’  mencantumkan informasi yang menurut saya menyesatkan, dengan menuliskan judul lagu & penyanyi covernya tanpa  sedikitpun memberikan keterangan tentang  pengarang atau penyanyi versi aslinya?  Apakah disengaja atau tidak... apa memang setiap orang yang menyaksikan ‘klip-nya’ dianggap tolol ? Soal musik, pro dan kontra bisa saja terjadi dan itu sah – sah saja, namun bukan merupakan suatu kewajaran jika kemudian yang cover dianggap yang orisinil.

Salam musik!

lagu-lagu :

Beat It  - Michael Jackson  - 1982 / Bandit -  Adi Bing Slamet – 198? / Warkop DKI soundtrack film Itu Bisa Diatur -1984 

Don’t Let Me Down - The Beatles /Don’t Let Me Down - De' Bodor (Album : Pop Jaipongan)  - 1980

Hotel California - Eagles - 1976 / Pacarku - Puput Melati – 1993

I Want to Break Free -  Queen - 1984 / Nga Sae Bei (bahasa batak) - Jack Marpaung - 

I Don't Want To Talk About It - Crazy Horse  - 1971 /I Don't Want To Talk About It - Rod Stewart - 1975 / Sai Tu Ho  (bahasa batak) - Jack Marpaung -

Mother How Are You Today – Maywood - 1980 / Mohon Restu : dijadikan Lagu Paduan Suara untuk pesta perkawinan 

Rivers of Babylon - The Melodians – 1970 / Rivers of Babylon – Boney M – 1978  / Di Tepi(an) Sungai Babylon - Arie Koesmiran – 197?

Suzana – The Art Company - 1983 / Warkop DKI soundtrack film Itu Bisa Diatur -1984

That's Why (You Go Away) -Michael Learns to Rock- 1995 / Ditakko Ho Rohakki (bahasa batak) - Jack Marpaung –

Zombie -  The Cranberries - 1994 / Katanya - Eet Sangra – 1995

©artikel oleh bona/2017/image-artikel:bona

Try Apple News
Product Cover look inside Easy Jazz Classics - Piano Easy Jazz Ensemble Series. Collection, Jazz. Part book. 56 pages. Published by Hal Leonard (HL.8050049).